Transaksi jual beli Yuan, mata uang China di Bali terus mengalami
peningkatan seiring dengan semakin banyaknya wisatawan asal China yang
datang ke Bali.
Nungki Indraty, Pemimpin Divisi Tresuri PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk., mengatakan transaksi valuta asing
(Valas) selama 2016 ini dibandingkan dengan tahun lalu meningkat
signifikan terutama yang non Dolar AS.
“Kami melihat paling banyak
yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu adalah non dolar AS,
salah satunya yuan karena turis China yang datang ke Bali semakin
banyak dan yang menukarkan Yuan juga semakin banyak guna bertransaksi
disini,” terangnya, Sabtu (18/6/2016) sore.
Dia menambahkan,
transaksi jual beli dolar AS masih menempati urutan pertama sejak dulu,
tetapi akhir tahun lalu hingga sekarang ini yang mengalami peningkatan
sangat signifikan adalah transaksi jual beli yuan. “Oleh karena itu kami
ingin menggarap serius hal tersebut ke depannya,” tegasnya.
Nungki
menjelaskan, transaksi valas di BNI selama 5 bulan terakhir ini terus
mengalami peningkatan dengan rata-rata Rp60 miliar per hari, dan jumlah
tersebut akan terus meningkat ke depannya.
“Kami juga akan
meningkatkan kerjasama dengan para money changer guna memberikan
pelayanan maksimal kepada masyarakat maupun wisatawan yang datang ke
Indonesia, khususnya Pulau Bali,” tuturnya.
Hingga sekarang ini,
lanjutnya, sudah lebih dari 20 money changer yang tergolong besar di
Bali menjadi mitra BNI atau intensif bekerjasama dengan BNI dalam jual
beli valuta asing.
“Bali memiliki potensi yang besar untuk
pengembangan layanan serta transaksi berbasis tresuri, salah satunya
jual atau beli banknotes. Selain itu, dengan adanya Peraturan Bank
Indonesia (PBI) tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia juga secara tidak langsung mendorong
wisatawan asing serta pelaku usaha untuk melakukan transaksi jual atau
beli valuta asing atau valas,” paparnya.
Senada dengan Nungki, Ayu
Astuti Dhama, Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing Bali, mengaku memang
penukaran Yuan di Bali terus meningkat hingga sekarang ini.
“Kami
serta para anggota kami positif saja menanggapi hal itu dan sekarang
tinggal bagaimana BNI maupun perbankan lainnya harus melirik potensi
penukaran Yuan di Bali ini. Kedatangan wisatawan asal China dari tahun
kemarin memang meningkat sangat pesat sekali, terutama yang berkunjung
ke Bali juga meningkat terus kedepannya,” terangnya.
Biasanya pada periode akhir tahun wisatawan dari negri tiongkong ini akan banyak datang ke Bali untuk membeli paket tahun baru di Bali, maka tak heran banyak pelaku wisata yang meraup keuntungan lebih pada periode ini.
Dia
menuturkan, dari sisi keamanan sendiri pihaknya mengaku tidak mengalami
masalah dan penukaran Yuan maupun mata uang asing lainnya masih berjalan
normal.
“Bahkan sekarang ini penukaran Yuan di Bali sudah masuk
ke dalam lima besar. Pertama tentu yang masih dominan adalah dolar AS,
kemudian Dolar Australia, Euro, Yen, baru kemudian Yuan. Bahkan mata
uang Singapura sudah dikalahkan oleh Yuan sekarang ini,” imbuhnya.
Senin, 11 Juli 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar